Selembar Kisah Di Bumi Pasundan

Oleh : Risna Ase 

      


Hallo...., buat kalian yang selalu menunggu karyaku, aku mau bilang banyak terimakasih. Jujur aku gak pernah menyangka bahwa kalian disini suka sama tulisanku. Sorry sebelumnya karena belakangan ini aku gak pernah update. Yaah selama hampir empat bulan ini aku sibuk dengan perkuliahanku, yang bisa dibilang ini sangatlah berat. Apalagi aku harus berkuliah di Universitas Padjadjaran. Naah, tau kan bagaimana perkuliahan disana? Maka dari itu aku ga pernah menulis. Beban tugas perkuliahan menjadi dasar kenapa moodku menulis menjadi hilang. Tapi jangan khawatir, hari ini aku bakalan nulis lagi, karena selama dua bulan kedepan aku akan full berada di rumah dan fokus menulis. Yaah, aku harap kalian akan suka membacanya.

      Oke jadi untuk kali ini aku bakalan nulis tentang seputaran soal Bandung, UNPAD, dan tentang pertukaran mahasiswa yang sangatlah penuh warna dan tantangan itu. Biasanya aku gak punya teman cerita, jadi lewat tulisan ini, aku ingin mengungkapkan banyak hal, biar kalian juga bisa rasakan apa yang aku rasakan selama berada di Bandung sana. Oke mari kita mulai.

      Kalau aku bisa bilang, ini adalah first time pengalaman aku untuk merantau di tanah orang selama berbulan-bulan. Dan itu ketika aku mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Batch 4 tepatnya di Universitas Padjadjaran, Bandung. Yah, kalian tahu kan bagaimana kehidupan di Tanah Jawa? Bayangkan aku dari NTT dan dalam waktu singkat harus menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial disana. Yaps, tentu saja chulture schok adalah masalah terberat yang aku alami. Sangatlah berat menurutku.

      Berbicara soal chulture shock, akan banyak sekali ceritanya. Aku harap kalian gak ada bosan untuk membacanya. Yap kita mulai dari daerahnya yakni di Jatinangor , Bandung. Disini adalah tempat yang aku tempati selama berkuliah di Unpad. Yahh,, pasti kalian tahu, bahwa NTT adalah bagian dari Indonesia Timur yang panasnya bisa melewati 32 derajat celcius sementara itu, Bandung adalah kota kembang yang udaranya hanya 18 derajat celcius. Bayangkan bagaimana awal ketika aku mulai menginjakkan kakiku disana. Dinginnya luar biasa apalagi saat kedatangan itu, Jatinangor selalu diguyur hujan tidak terkecuali petir kilat datang menyambar. Benar-benar membuatku berpikir apakah aku bisa bertahan disini?

   Ohya setelah ini aku bakalan cerita soal orang - orangnya. Kalian tentu tahu bagaimana karekteristik dari orang timur Indonesia. Bisa dibilang kasar iya, tegas juga iya. Tapi dalam hitungan jam, aku dipaksa harus menyesuaikan diri dengan orang Sunda yang begitu halus, ramah tamah, dan selalu senyum dimanapun mereka berada. Jujur, awalnya aku begitu kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan bahasa dan kehidupan sosialnya. Aku harus banyak belajar dan berusaha untuk menjadi selembut mungkin ketika berkomunikasi dengan orang Sunda terlebih lagi teman-teman aku di kampus. Ini begitu sulit sobat, tapi yaah semakin lama aku semakin terbiasa juga.

    Iyah, kalau tentang teman kampus. Aku bakalan banyak cerita disini. Memang aku gak punya banyak teman. Tapi yang menjadi kebahagiaanku adalah udah banyak sekali yang aku kenal dari seluruh wilayah provinsi yang ada di Indonesia. Bahkan aku bisa kenal berbagai macam universitas yang ada di Indonesia ini. Aaah, senang banget pokoknya. Tapi kalau dengan teman-teman reguler Unpad, yaah disini banyak sekali tantangannya. Yah, tidak semudah itu bahwa aku akan mudah akrab sama mereka. Awalnya memang sulit. Kecerdasan mereka jauh lebih tinggi, kemampuan mereka jauh lebih luas, cara berbicara mereka, membuat aku benar-benar minder. Namun karena keinginan belajar yang begitu besar ini, membuat aku harus terus bertanya meskipun terkadang dicuekin, terkadang tidak dipedulikan, terkadang hanya dipandang sebelah mata. Yah, mau tidak mau. Sebagai tamu di kampus orang, hanya bisa menerima keadaan. Bersyukur jika ada teman yang mau menerima apa adanya. Tapi kalau teman reguler yang cuek, ya mau bagaimana lagi? tapi aku masih bersyukur bahwa masih ada seseorang yang selalu menerima aku apa adanya. Dia anak reguler semester 4 dari Program Studi Manajemen Produksi Media. Selalu welcome, dan bahkan pas kepulanganku aku merasa bahwa belum ikhlas berpisah dengannya. Entar aku bakal spill namanya. Jauh dibalik itu semua itu, aku punya banyak sekali teman reguler yang selalu welcome. Apapun yang aku tanyakan dia pasti akan menjawabnya. Aku senang karena pada akhirnya aku bisa diterima dengan baik disini.

      Oke lumayan panjang yah, wkwkw tapi itu belum seberapa karena aku belum cerita soal Universitas Padjadjaran yang menurut ku begitu top itu. Universitas negeri yang masuk di daftar 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia, membuat aku tidak pernah sungkan bahwa ketika aku berada di Bandung. Nama Unpad yang aku bawa itu adalah sebuah kebahagiaan yang paling luar biasa. Aku belum cerita soal sistem perkuliahan disana.

     Oiya sebelumnya aku mau cerita bahwa aku berasal dari salah satu universitas di Flores. Jujur semenjak mulai hari pertama masuk di Unpad, duniaku seketika berubah. Yah, kenapa? Mulai dari gaya orang-orangnya, lanjut dari cara berkomunikasi, belum lagi hidup individualistis yang membuatku susah untuk beradaptasi. Aku sedih banget jujur, karena selama disana aku hanya berhadapan dengan teman reguler yang gaya mereka udah aku jelaskan sebelumnya. Aku kesulitan mencari teman, ditambah lagi diriku yang kadang cuek dan tertutup. Belum lagi tugas-tugasnya yang begitu berat. Aaaahh aku hampir stres gara-gara kejar deadline. Belum lagi harus ngerjain proyek yang tak mudah juga. Jujur di Unpad tidak semudah universitas asalku. Disini benar-benar berbeda mulai dosennya, cara pembelajarannya, hingga sampai metodenya pun sangat berbeda. Aku hampir gak bisa menyesuaikan diri dengan keadaan ini.

        Ohya aku mungkin belum cerita soal keseharianku selama berada di Bandung. Tiap hari tentu aku harus berurusan dengan kuliah. Dalam seminggu aku hanya berkuliah selama 3 hari jadi ya lumayan banyak waktu kosong. Waktu kosong inilah yang biasa aku gunakan dengan aktivitas pribadiku. Misalkan ke perpustakaan, Masjid, atau sekedar keliling Bandung untuk merefresh kembali otakku. Kampus Unpad telah memberikan aku banyak warna dan aku telah memiliki dua tempat favorit yang menjadi tempat aku belajar. Iyaaa perpustakaan Kandaga Unpad dan Masjid Raya Unpad. Disini aku bisa melakukan aktivitas pribadiku. Hampir tiap hari aku menghabiskan waktuku disana. Membaca atau sekedar datang untuk menyendiri sambil nebeng wifi . Aku belum jelaskan bahwa ketika aku ke perpust paling banyak ya cuman mencari buku. Karena aku lebih suka membaca buku di kosanku dibandingkan membaca langsung disana. 

       Aku nggak tahu kenapa bahwa diriku ini seolah menjadi sangat tertutup ketika sudah berurusan dengan buku dan menulis. Iya karena aku butuh waktu sendiri untuk membaca dan menulis. Disaat inilah aku harus mencari tempat sendiri di perpustakaan atau di masjid. 

     Aku belum jelaskan kenapa harus masjid. Iyah meksipun aku nonis tapi jujur aku merasa nyaman ketika berada di sana. Selain tempatnya yang sejuk dan ramai, aku juga bisa nebeng wifi atau hanya sekedar datang untuk mengerjakan tugas. Biasanya kalau kesini aku mencari waktu sore hingga sampai malam ketika bosan lalu aku akan kembali ke kosan yang lumayan jauh dari kampus.

      Mau cerita soal Bandung, jujur sampai hari ini aku belum pernah move on. Hampir tiap hari pikiranku selalu ada di sana, tentang Unpad, Jatinangor, bahkan Bandung yang masih terngiang di pikiranku. Perasaan ku masih belum kembali, aku merasa bahwa hari ini juga masih ada disana. Enggak tahu kenapa yaa.. Gamooon banget pokoknya.

       Aku udah terbiasa sama kehidupan yang begitu mudah disana, kemanapun gak pernah sulit, kendaraan selalu ada, selalu ramai, Bandung yang syahdu, tempat wisata yang banyak, kotanya yang selalu hijau dan banyak pengunjung, jujurr aku benar-benar gak bisa lupa. Bahkan ada satu tempat yang menjadi favoritku. Iyah, Gasibu Gedung Sate menjadi pilihan ketika nongkrong. Aku akan naik Trans Metro Pasundan dari Jatinangor dan duduk disana. Menatap indahnya Bandung dengan orang-orangnya, menghirup udaranya yang segar lalu aku akan kembali lagi dengan naik kendaraan yang sama. Benar-benar gak bisa aku lupakan. 

       Yaah hingga hari ini aku mau bilang bahwa waktu 4 bulan itu bagiku enggak cukup, aku ingin kembali kesana menghabiskan waktu lagi di Bandung dengan menikmati orang-orangnya yang baik itu. Aku masih mengharapkan untuk kembali kesana karena aku tahu bahwa masih banyak yang harus aku gapai, masih ada tempat yang belum aku kunjungi, dan satu lagi bahwa aku tahu ada yang menunggu ku disana. Iyaah, akan aku ceritakan dalam naskah yang berbeda soal orang itu. Kita selesaikan dulu yang ini.

      So gays, mungkin itu cerita panjang soal aku dan Bandung. Masih begitu banyak sebenarnya tapi yaah kali ini mungkin itu aja yang bisa aku ceritakan. Semoga di lain kesempatan aku masih bisa cerita lebih panjang lagi.

   Hari ini aku udah nyampe rumah namun soal Bandung dan Unpad masih terus terngiang di pikiranku. Aku ingin kembali kesana meskipun aku belum tahu dengan cara apalagi biar bisa pergi mengunjungi Bandung untuk kedua kalinya. Kalau Tuhan izinkan pasti aku bisa kesana lagi, menatap Bumi Pasundan yang sudah memberikan aku banyak cerita dan kenangan yang masih tersusun dengan rapi. Rasa akrab dan dekatku dengan Bandung dan semua yang ada disana semakin memberikan aku banyak pelajaran tentang orang-orangnya, teknologi yang maju, kotanya yang indah serta menyimpan banyak sejarah, dan berbagai macam kesan yang masih teringat hingga hari ini.

     Apapun yang terjadi semoga kisahku ini memberikan inspirasi untuk kalian. Bahwa hanya dengan ilmu dan ketekunan, kita bisa kemana saja, bisa berteman dengan siapa saja, asalkan keberanian itu ada dan rasa ingin tahu yang tinggi. Kalau aku tidak memilih ikut program pertukaran mahasiswa, mungkin aku gak akan pernah tahu bagaimana rasanya jadi anak rantau, bagaimana hidup enak di Pulau Jawa, bagaimana teknologi yang canggih benar-benar memanjakan, bagaimana aku harus beradaptasi dengan kehidupan orang disana, bagaimana berteman dengan orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia, dan tentu aku tidak akan tahu bagaimana pesona Kota Bandung yang memanjakan itu. 

     Kalau saja ada waktu lagi aku hanya ingin bilang bahwa terimakasih karena bandung sudah memberikan banyak warna dan cerita buat aku yang bakalan aku ingat dan kenang seumur hidup aku. Terimakasih Bandung untuk semua yang pernah aku terima. Doakan aku bisa kembali.

Okee Sobat, sampai disini dulu soal Bandung, akan banyak hal yang ingin aku ungkapkan namun itu akan aku ceritakan di naskah yang lain. Semoga kalian tidak bosan membacanya yah, ini hanya sharing dan permulaan dari aku semoga kalian akan suka menunggu karya-karyaku yang lain. 

Thankyou Sobat semuanya, sampai jumpa lagi ;)






Komentar

Postingan Populer